Translate

Kamis, 12 Desember 2013

Tahapan Pekerjaan Struktur Beton



 Pekerjaan Struktur beton


Dalam pekerjaan pembuatan struktur beton  terdapat item pekerjaan sebagai berikut :


A.Pekerjaan Bekisting

Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :

·         Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

·         Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

·         Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.

·         Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

·         Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

·         Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton.

·         Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal


Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting adalah:

·            Multipleks

·            Kayu kaso 5/7

·            Kayu balok

·            Schaffolding set (bila diperlukan

·            Jack base dan U head (bila diperlukan)

·            Joint pin (bila diperlukan)

·            Cross brace (bila ddiperlukan)

·            Ladder frame(bila diperlukan)

·            Mould oil

·            Alat Bantu lain



Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, yakni multipleks dengan tebal 18 mm. Bekisting dari multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti minimal ukuran 5/10, atau dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah dari pipa - pipa besi standar pabrik atau kayu /dolken.

Adapun pemasangan bekisting meliputi pemasangan bekisting kolom, balok, slab/plat atap dan kanopi.


A.1. Bekisting Kolom

Dalam pengecoran kolom terlebih dahulu harus memperhatikan :

·      Vertikalisasi

·      Axisnya posisi kolom sesuai gambar yang direncanakan

·      Vertikalitas kolom dijamin dengan struktur penopang ( support ) yang diberikan empat arah dan dijamin kuat menahan goyangan. Untuk kolom menggunakan form work dari kayu-kayu dan multypleks yang dengan mudah dapat dibongkar dan dipasang kembali yang sebelumnya di lapisi oleh mould oil agar mudah dalam pembongkaran dan tidak lengket yang dapat merusak beton. 


A.2. Bekisting Balok dan Pelat atap/Kanopi

Pengecoran balok dan pelat atap atau kanopi dilakukan bersamaan sekaligus, menjadi satu kesatuan struktur, sehingga form work dan pelat/slab, dibuat sebagai satu kesatuan yang bersifat tetap. Sesudah selesai form work ini baru dibongkar dan sebagian yang kondisinya masih baik dapat digunakan kembali.

Adapun pada sistem ini digunakan scaffolding. Kontak antara kaki scaffolding dengan tempat berpijaknya harus dijaga sempurna, demikian juga sambungan kaki scaffolding antara yang dibawah dengan yang diatas harus rapat. 


A.3. Pekerjaan Pembesian/Penulangan

Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam  hal:

·         Ukuran diameter baja tulangan

·         Kualitas baja tulangan

·         Kuantitas baja tulangan

·         Penempatan/pemasangan baja tulangan

·         Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.



Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan ( shop drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pembengkokan dan pemotongan adalah sebagai berikut :



·      Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

·      Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang sambungan lewatan diambil 40D ( D = diameter penampang baja tulangan ).

·      Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin. Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan dalam pelaksanaan lapangan.



Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.
Adapun besi/tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan tulangan dengan mutu baja sebagai berikut :



·         < ø 13 mm : BJTP U – 24

·         ≥ ø 13 mm : BJTP U – 40 (besi ulir)



B. Pekerjaan Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

·      Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja tulangan tersebut terpasang.

·      Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser.

·      Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan dengan kawat beton.

·      Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan.

·      Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.

·      Adapun pekerjaan pembesian/penulangan meliputi pemasangan tulangan kolom, balok, slab/plat, tangga dan kanopi



C. Pekerjaan Penuangan Beton

Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara penuangan harus benar yaitu :

·      Pengecoran dituang langsung dan atau dengan menggunakan talang cor.

·      Beton harus dituang vertikal dan sedekat mungkin dengan bagian yang dicor.

·      Beton tidak boleh dituangkan ke dalam bekisting dengan jarak yang tinggi (maksimum 1,5 m) karena akan mengakibatkan segregasi. Apabila tinggi lebih dari 1,5 m, maka harus memakai talang/corong/tremi

·      Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa penutup diatasnya, karena air hujan akan menyebabkan turunya mutu beton.



D. Pekerjaan Pemadatan Beton

Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu :

·      Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak antar tulangan terkecil.