Pekerjaan Struktur beton
Dalam
pekerjaan pembuatan struktur beton terdapat item pekerjaan sebagai berikut :
A.Pekerjaan
Bekisting
Dalam
pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
·
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk,
ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.
·
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban
yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
·
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat
menghasilkan bentuk yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.
·
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan
pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
·
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor
pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
·
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap
air semen dan juga tidak merusak beton.
·
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar
rencana baik secara vertical maupun horizontal
Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting
adalah:
·
Multipleks
·
Kayu kaso 5/7
·
Kayu balok
·
Schaffolding set (bila diperlukan
·
Jack base dan U head (bila diperlukan)
·
Joint pin (bila diperlukan)
·
Cross brace (bila ddiperlukan)
·
Ladder frame(bila diperlukan)
·
Mould oil
·
Alat Bantu lain
Sedangkan
bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan bahan yang
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, yakni multipleks dengan tebal 18
mm. Bekisting dari multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu
meranti minimal ukuran 5/10, atau dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan
pengawas untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan
steiger yang digunakan adalah dari pipa - pipa besi standar pabrik atau kayu
/dolken.
Adapun
pemasangan bekisting meliputi pemasangan bekisting kolom, balok, slab/plat atap
dan kanopi.
A.1. Bekisting
Kolom
Dalam pengecoran kolom terlebih dahulu harus memperhatikan :
·
Vertikalisasi
·
Axisnya posisi kolom sesuai gambar yang direncanakan
·
Vertikalitas kolom dijamin dengan struktur penopang ( support
) yang diberikan empat arah dan dijamin kuat menahan goyangan. Untuk kolom
menggunakan form work dari kayu-kayu dan multypleks yang dengan mudah dapat
dibongkar dan dipasang kembali yang sebelumnya di lapisi oleh mould oil agar
mudah dalam pembongkaran dan tidak lengket yang dapat merusak beton.
A.2. Bekisting Balok dan Pelat atap/Kanopi
Pengecoran
balok dan pelat atap atau kanopi dilakukan bersamaan sekaligus, menjadi satu
kesatuan struktur, sehingga form work dan pelat/slab, dibuat sebagai satu
kesatuan yang bersifat tetap. Sesudah selesai form work ini baru dibongkar dan
sebagian yang kondisinya masih baik dapat digunakan kembali.
Adapun pada
sistem ini digunakan scaffolding. Kontak antara kaki scaffolding dengan tempat
berpijaknya harus dijaga sempurna, demikian juga sambungan kaki scaffolding
antara yang dibawah dengan yang diatas harus rapat.
A.3. Pekerjaan Pembesian/Penulangan
Fungsi
tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan momen torsi
yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut.
Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
·
Ukuran diameter baja tulangan
·
Kualitas baja tulangan
·
Kuantitas baja tulangan
·
Penempatan/pemasangan baja tulangan
·
Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan
pembengkokan besi tulangan.
Sebelum
mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun daftar
pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan ( shop
drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pembengkokan
dan pemotongan adalah sebagai berikut :
·
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari
serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak
atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
·
Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa
pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan
sehingga gaya dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang
sambungan lewatan diambil 40D ( D = diameter penampang baja tulangan ).
·
Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara
ekonomis sehingga bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal
mungkin. Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan
dalam pelaksanaan lapangan.
Penganyaman
besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar waktu
pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan kawat
beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.
Adapun besi/tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan tulangan dengan mutu baja sebagai berikut :
Adapun besi/tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan tulangan dengan mutu baja sebagai berikut :
·
< ø 13 mm : BJTP U – 24
·
≥ ø 13 mm : BJTP U – 40 (besi ulir)
B. Pekerjaan Pemasangan Tulangan
Baja tulangan
dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk
dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan
pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
·
Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum
baja tulangan tersebut terpasang.
·
Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk
tulangan lentur maupun tulangan geser.
·
Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan
dengan kawat beton.
·
Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran,
sambungan lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan.
·
Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton
sebagai acuan sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.
·
Adapun pekerjaan pembesian/penulangan meliputi pemasangan
tulangan kolom, balok, slab/plat, tangga dan kanopi
C. Pekerjaan Penuangan Beton
Untuk mendapatkan hasil beton yang
baik maka cara penuangan harus benar yaitu :
·
Pengecoran dituang langsung dan atau dengan
menggunakan talang cor.
·
Beton harus dituang vertikal dan sedekat
mungkin dengan bagian yang dicor.
·
Beton tidak boleh dituangkan ke dalam
bekisting dengan jarak yang tinggi (maksimum 1,5 m) karena akan mengakibatkan
segregasi. Apabila tinggi lebih dari 1,5 m, maka harus memakai
talang/corong/tremi
·
Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa
penutup diatasnya, karena air hujan akan menyebabkan turunya mutu beton.
D. Pekerjaan Pemadatan Beton
Disamping cara penuangan yang benar,
cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan
pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu :
·
Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis
struktur beton yang akan dicor dan jarak antar tulangan terkecil.
·
Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/anyaman
besi beton dan harus diusahakan sedikit mungkin menempelkan vibrator pada besi.
Menggetarkan besi beton dapat mengakibatkan mutu beton yang jelek, dimana
terjadi pengumpulan pasir disekitar besi, bahkan apabila besi digetarkan terus
menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini merambat kebeton
disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau
terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya
korosi pada tulangan.
·
Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam
beton karena akan meyebabkan segregasidan bleeding terutama untuk beton dengan
slump tinggi. Lama penggetaran cukup antara 10 s/d 15 detik.
·
Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren
apabila bekisting tergetar akan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat
merusakkan bekisting. Jarak minimal ke bekisting adalah 10 cm.
·
Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang
sama, karena dapat mengakibatkan rongga-rongga udara di dalam betonnya.
·
Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum
terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan-pelan. Kecepatan memasukkan vibrator
diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan atas
sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap dibawahnya.
Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk memberikan kesempatan
vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan
pencabutan berkisar antara 4 s/d 8 cm/detik.
·
Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk
memudahkan pengaturan sistem pemadatan dengan vibrator.
·
Untuk pengecoran struktur beton yang tinggi dan lebar, tiap
lapisan beton yang paling efisien adalah 50 cm. Apabila tiap lapisan dibuat
tebal akan menyulitkan udara dan air yang terperagkap di lapisan bawahnya
melepaskan diri ke atas kerena tekanan beton terlelu berat. Sebaliknya apabila
terlalu tipis, tekana beton tidak dapat mengimbangi pekerjaan vibrator.
·
Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya,
vibrator harus dimasukkan sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm) ke dalam lapisan di
bawahnya agar tercipta lekatan yang monolik, padat dan menyatu.
·
Pada pengecoran plat beton yang tipis, vibrator boleh
dimasukkan ke dalam beton secara miring. Dalam hal ini vibrator akan menyentuh
besi tulangan, tetapi harus diusahakan sedikit dan secepat mungkin.
E.
Perawatan (curing) beton
Untuk menjaga agar proses
hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna maka diperlukan curing untuk
menjaga kelembabannya. Lamanya curing sekitar 3 hari berturut-turut atau sesuai
spesifikasi mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara antara lain :
a. Menyemprotkan dengan
lapisan khusus (semacam vaseline) pada permukaan beton.
b. Membasahi secara terus
menerus permukaan beton dengan air.
c. Menutupi permukaan beton
Plat dengan karung goni basah secara terus menerus
Proses Curing Beton dengan membasahi permukaan beton
1xbet korean: The Best Bookmaker in the World 2021
BalasHapusBest Bookmaker in 1xbet ставки the World 2021. A detailed review of online sports betting and bookmakers and bonus offers including